Selasa, 06 Desember 2016

Pengaruh Reviu terhadap LKPD


Pemerintah Indonesia telah mencanangkan reformasi manajemen keuangan negara baik pada pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dengan ditetapkannya satu paket undang-undang bidang keuangan negara, yaitu UU 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan UU 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

Dalam pasal 33 ayat 3 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (PKKIP) diatur bahwa Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota melakukan reviu atas laporan keuangan dan kinerja dalam rangka meyakinkan keandalan informasi yang disajikan sebelum disampaikan oleh Gubernur/Bupati/Walikota kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Oleh karena itu, proses reviu menjadi krusial untuk dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka melaksanakan amanah peraturan perundangan dan dalam rangka mewujudkan tata kelola yang lebih baik.

Menurut dalam peraturan perundang-undangan tersebut menyatakan bahwa Pemerintah Daerah menyampaikan pertanggungjawaban untuk pengelolaan keuangan daerah dalam bentuk Laporan Keuangan yang disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Hal tersebut dilakukan sesuai agar tidak ada kecampuran data yang ada pada setiap Pemerintahan daerah di Indonesia dan berguna untuk memudahkan para auditor dalam memeriksa hasil transaksi-transaksi yang dilakukan oleh pemerintah daerah.
Ada 3 unsur laporan keuangan pemerintah berbasis akrual yang terdiri dari :
  • Laporan Pelaksanaan Anggaran, yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Perubahan SAL
  • Laporan Finansial, yang terdiri dari Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Arus Kas
  • Catatan Atas Laporan Keuangan
Sebagai bentuk dari pertanggungjawaban kinerja pemerintah Kepala Daerah mempunyai kewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan kepada para stakeholder; antara lain DPRD dan masyarakat umum. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara pada Pasal 31 ayat (1). Dalam hal ini Gubernur / Bupati / Walikota menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan, dan harus disampaikan selambat-lambatnya 6 bulan setelah tahun anggaran berakhir. Laporan Keuangan tersebut harus disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan agar laporan tidak terjadi kesalahan dan mencegah auditor mengalami kesulitan untuk mendaudit Laporan Keuangan tersebut.

Pengertian Reviu

Apa sih sebenarnya Reviu itu, Reivu itu adalah pelaksanaan prosedur permintaan keterangan dan analisis yang menghasilkan dasar memadai bagi akuntan untuk memberikan keyakinan terbatas bahwa tidak ada modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum di Indonesia atau sesuai dengan basis akuntansi komprehensif yang lain. Pengertian ini berdasarkan menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).

Dari pengertian tersebut, ada beberapa kesimpulan yang dapat kita ambil, yaitu :
Reviu sebagai pemberian jasa oleh pengawas dengan tingkat keyakinan yang tidak setinggi audit tetapi keyakinan yang lebih rendah dari audit dan Reviu tidak memberikan dasar untuk menyatakan suatu pendapat seperti halnya dalam audit, Reviu juga dilakukan tidak terhadap asersi pemerintah daerah atas laporan keuangan yang berarti auditor tidak memeriksanya bergantung pada hal-hal yang diberikan oleh pemerintah, walaupun reviu meingkatkan kualitas laporan keuangan yang akan diberi oleh asersi oleh manajemen pemerintah daerah.

Opini Pribadi


Reviu sangat dibutuhkan ketika sebuah Pemerintah Daerah menyusun sebuah Laporan Keuangan agar ketika menyusun akan lebih mudah dan meminimalisir terjadinya kesalahan yang dilakukan oleh akuntan, Reviu jugga berguna untuk auditor agar ketika auditor memeriksa LKPD tidak kesulitan dan lebih mudah untuk mencari hal yang harus diperbaiki dan dirubah. Reviu juga dapat meningkatkan kualitas LKPD 

Minggu, 21 April 2013

New Look : Hyper's Prototype All-Mountain Bike



Hyper prototype

650B All-Mountain Machine

When we learned that Eric Carter, one of the fastest North American racers in the sport's short history, signed on to be part of the Hyper team, we knew that there were good things in the works. Carter is renowned for his feedback and development skills, traits that pay off when designing and testing a new bike. It looks as if Carter's knowhow is taking shape in the form the prototype that he was riding today and that is pictured here, a 150mm travel, 650B-wheeled all-mountain machine. Carter himself admitted that Hyper would have to really hit a homerun with the bike in order to win over serious riders, and while still in the development phase (this is the actually the first prototype), it looks like they are well on their way to doing just that. Also of note is his bike's Suntour fork a shock - the 650B specific, 160mm Auron with 34mm stanchions, and long stroke Durolux air shock.


Hyper Prototype Details


• Rear wheel travel: 150mm
• 650B wheel size
• Uses a single pivot, four-bar suspension design with a reversed ''moto-link''
• Progressively linear suspension rate (2.6 - 2.1)
• low and centralized suspension mass
• Removable, splined ISCG-05 adapter setup
• 13.2'' bottom bracket height (may change on production bike)
• 66.5 ° head angle
• Availability: TBA
• MSRP: TBA

Hyper prototype

Moto Inspired Suspension

While Hyper didn't set out to rock the world with a new suspension system, they had a few goals in mind when designing the new bike's rear end: low center of gravity, reliability, and a low leverage ratio were all on that list. To that end, the bike makes use of a single pivot swingarm (note that the rear axle is attached to the chain stays) with a set of machined rocker arms that activate the top end of low-slung shock. This is combined with a moto-esque linkage that is partly hidden underneath the bottom bracket shell, with the shock attached to the diminutive lower linkage at the bottom end.

How does it all function? The chain stays move up as the rear tire hits a bump, pulling upwards on the lower linkage while at the same time compressing the shock with the rocker arms, effectively compressing the shock from both ends. Carter told us that the bike's lower linkage is essentially a reversed version of what is used on a dirt bike, and that the system allows them to swap in different length
link pieces to alter the leverage rate for development purposes. We had assumed that it employed bushings at each pivot given how compact the layout is, but the bike uses sealed bearings at every pivot location, as well as an extra level of sealing in the shape of added O-rings at each pivot.

Hyper prototype

Frame Details

Hyper knows that, at least at this point, their new 150mm travel bike isn't going to be as light as some of the carbon fiber super-bikes out there right now, but they went into the project with the intention of designing a stout and affordable chassis that could take some serious abuse while still sporting a relatively competitive weight. The first prototype shown here comes in at just over seven pounds, and Carter told us that he expects the final production version to tip the scales at somewhere just over six pounds, a respectable weight for an aluminum framed, 150mm travel machine. The bike likely won't be flimsy, either, with muscular looking stays, captive pivots, and and a thru-axle rear end. Removable ISCG-05 tabs allow a chain guide to be fitted, or a direct mount front derailleur can be bolted to a small stub that protrudes from the spar surrounding the shock. 

Hyper prototype
Hyper prototype

Sumber : Pinkbike.com





Rabu, 17 Oktober 2012

Juara Redbull Rampage tahun 2012

Berita pemenang kejuaraan Redbull Rampage tahun ini adalah Kurt Sorge, selamat untuk Kurt Sorge


Freeride mountain biking crowned a new king as Canadian Kurt Sorge took the top spot in Red Bull Rampage. France's Antoine Bizet took second and Utah local Logan Binggeli came in third in a thrilling contest that saw huge jumps and flips all over the steep cliffs of Virgin, Utah.

sumber : www.pinkbike.com

Sabtu, 28 Juli 2012

Macam-macam Sepeda


Sepeda Gunung

Sepeda gunung atau (All Terrain Bike/ATB) adalah sepeda yang digunakan dalam medan yang berat. Pertama kali diperkenalan pada tahun 1970, oleh pemakai sepeda di perbukitan San Fransisco.
Sejak saat itu dunia mengenal sepeda gunung ini. Ciri-cirinya adalah ringan, bentuk kerangka yang terbuat dari baja, aluminium dan yang terbaru menggunakan bahan komposit serat karbon (Carbon Fiber Reinforced Plastic) dan menggunakan shock breaker (peredam goncangan). Sedangkan ban yang dipakai adalah yang memiliki kemampuan untuk mencengkeram tanah dengan kuat. Sepeda gunung memiliki 18-30 gear pindah yang berguna untuk mengatur kecepatan dan kenyamanan dalam mengayuh pedalnya. Sepeda gunung dengan 30 gear berarti memilikicrankset depan dengan 3 piringan dan cassette sprocket dengan 10 piringan, sehingga 3 x 10 = 30 tingkat kecepatan yang berbeda.

Klasifikasi
  • Cross Country (XC)
Dirancang untuk medan yang tidak terlalu ekstrem (ringan), sepeda jenis ini hanya mempunyai suspensi depan atau tanpa suspensi sama sekali. Karena hanya memiliki suspensi depan biasanya sepeda gunung jenis ini dikategorikan sebagairigid frame. Didesain agar efisien dan optimal pada saat mengayuh ditanjakan, di jalan aspal hingga jalan tanah pedesaan. Sepeda jenis ini sangatlah disarankan bagi pemula yang ingin memulai bermain sepeda MTB.
  • Down Hill (DH)
Untuk medan yang sangat ekstrem, sepeda gunung jenis ini mempunyai suspensi ganda (double suspension) untuk meredam benturan yang kerap terjadi ketika menuruni lereng dan dapat menikung dengan stabil pada kecepatan tinggi. Dirancang agar dapat melaju cepat, aman dan nyaman dalam menuruni bukit dan gunung. Sepeda jenis ini tidak mengutamakan kenyaman dalam mengayuh, karena sepeda jenis ini hanya dipakai hanya untuk menuruni lereng bukit atau gunung. Sepeda ini juga dipakai untuk perlombaan, sehingga yang menjadi titik utama dalam perancangannya adalah bagaimana agar kuat namun dapat melaju dengan cepat. Untuk menuju ke lokasi, para down hiller tidak mengayuh sepeda mereka, namun sepeda mereka diangkut dengan mobil. Sangat tidak efisien jika sepeda ini digunakan di dalam kota maupun di jalur cross country.



  • Dirt Jump (DJ)
Sepeda jenis ini awalnya dirancang untuk anak muda perkotaan, selain sebagai alat transportasi, untuk kebut-kebutan di jalan raya kota, juga digunakan untuk melakukan atraksi lompatan tinggi dan atraksi-atraksi ekstrim lainnya. Fungsi dari sepeda jenis ini sangat mirip dengan BMX, namun dengan bentuk yang diperbesar. Nama lain dari sepeda jenis ini adalah trial atau urban MTB.








Asal Usul Sepeda

Sejarah


Seperti ditulis Ensiklopedia Columbia, nenek moyang sepeda diperkirakan berasal dari Perancis. Menurut kabar sejarah, negeri itu sudah sejak awal abad ke-18 mengenal alat transportasi roda dua yang dinamai velocipede. Bertahun-tahun, velocipede menjadi satu-satunya istilah yang merujuk hasil rancang bangun kendaraan dua roda.
Yang pasti, konstruksinya belum mengenal besi. Modelnya pun masih sangat "primitif". Ada yang bilang tanpa pedal tongkat itu (tatocipede) bisa bergerak tapi bagaimana? Rick Boneshaker akan menjawabnya. Katanya "Oh,ini jawabannya. Dua orang harus memutar engkol di sisi kanan dan kiri sepeda "primitif" tersebut dengan pedoman kecepatan mendekati 109 km/jam. Setelah itu, tatocipede akan bergerak sesuai kecepatan engkol berputar dengan urutan sebagai berikut: kiri,kanan,berputar,atas,depan,bawah,belakang,barat laut. Tidak sulit kan?"
Adalah seorang Jerman bernama Baron Karls Drais von Sauerbronn yang pantas dicatat sebagai salah seorang penyempurna velocipede. Tahun 1818, von Sauerbronn membuat alat transportasi roda dua untuk menunjang efisiensi kerjanya. Sebagai kepala pengawas hutan Baden, ia memang butuh sarana transportasi bermobilitas tinggi. Tapi, model yang dikembangkan tampaknya masih mendua, antara sepeda dan kereta kuda. Sehingga masyarakat menjuluki ciptaan sang Baron sebagai dandy horse.
Baru pada 1839, Kirkpatrick MacMillan, pandai besi kelahiran Skotlandia, membuatkan pedal khusus untuk sepeda. Tentu bukan mesin seperti yang dimiliki sepeda motor, tapi lebih mirip pendorong yang diaktifkan engkol, lewat gerakan turun-naik kaki mengayuh pedal. MacMillan pun sudah "berani" menghubungkan engkol tadi dengan tongkat kemudi (setang sederhana).
Sedangkan ensiklopedia Britannica.com mencatat upaya penyempurnaan penemu Perancis, Ernest Michaux pada 1855, dengan membuat pemberat engkol, hingga laju sepeda lebih stabil. Makin sempurna setelah orang Perancis lainnya, Pierre Lallement (1865) memperkuat roda dengan menambahkan lingkaran besi di sekelilingnya (sekarang dikenal sebagai pelek atau velg). Lallement juga yang memperkenalkan sepeda dengan roda depan lebih besar daripada roda belakang.
Namun kemajuan paling signifikan terjadi saat teknologi pembuatan baja berlubang ditemukan, menyusul kian bagusnya teknik penyambungan besi, serta penemuan karet sebagai bahan baku ban. Namun, faktor safety dan kenyamanan tetap belum terpecahkan. Karena teknologi suspensi (per dan sebagainya) belum ditemukan, goyangan dan guncangan sering membuat penunggangnya sakit pinggang. Setengah bercanda, masyarakat menjuluki sepeda Lallement sebagai boneshaker(penggoyang tulang).
Sehingga tidak heran jika di era 1880-an, sepeda tiga roda yang dianggap lebih aman buat wanita dan laki-laki yang kakinya terlalu pendek untuk mengayuh sepeda konvensional menjadi begitu populer. Trend sepeda roda dua kembali mendunia setelah berdirinya pabrik sepeda pertama di Coventry, Inggris pada 1885. Pabrik yang didirikan James Starley ini makin menemukan momentum setelah tahun 1888 John Dunlop menemukan teknologi ban angin. Laju sepeda pun tak lagi berguncang.
Penemuan lainnya, seperti rem, perbandingan gigi yang bisa diganti-ganti, rantai, setang yang bisa digerakkan, dan masih banyak lagi makin menambah daya tarik sepeda. Sejak itu, berjuta-juta orang mulai menjadikan sepeda sebagai alat transportasi, dengan Amerika dan Eropa sebagai pionirnya. Meski lambat laun, perannya mulai disingkirkan mobil dan sepeda motor, sepeda tetap punya pemerhati. Bahkan penggemarnya dikenal sangat fanatik.

dibawah ini adalah salah satu video sepeda ekstrem (atau disebut juga Downhill bike)